Sunday, May 5, 2013

Pupus


Alasan judulnya pupus adalah karena liriknya mirip dengan yang akan gue ceritain. Salah satu liriknya adalah:

“Baru kusadari. Cintaku bertepuk sebelah tangan” – Pupus, Dewa19

Alasan gue nulis post ini juga bukan untuk galau. Cuma mau cerita aja apa yang pernah gue alamin. Niatnya pengen ngeluarin semua unek-unek karena capek banget kalau disimpen sendiri. Sayangnya nama, kelas, umur dan semua informasi tentang orangnya nggak bias gue sebutin. Itu akan jadi rahasia sampai kalian menemukannya sendiri hehehe. Sekarang gue akan mulai ceritanya.

6 tahun itu bukan waktu yang sebentar samasekali. Coba aja mikir, 6 tahun itu kalau anak kecil dari bayi, akhirnya masuk SD. Gue pun mengakui itu bener-bener bukan waktu yang sebentar. Tapi harus gue akui juga, itu waktu yang sama dengan saat gue menyukai orang ini.

Bermula dari si cowok ini suka sama sahabat gue. Karena sedikit bantuin dia, eh gue yang kecantol sendiri. Jujur, sebelumnya gue nggak pernah nyadar dia ada. Setelah itu berlanjut terus sampai kelas 9 SMP. Tiba-tiba gue sama dia jadi deket gitu. Sering sms-an (bbm belum jaman waktu itu), bercanda, ngobrol, dll. Karena sifat dia yang begitu, jujur gue merasa ada harapan.Ternyata nggak pernah lebih dari sekedar teman doing hehehe. Kalau sekarang gue mikir, dia mungkin dulu begitu karena mau deketin sahabat gue kali ya.

Akhirnya kita lulus SMP dan masuk SMA. Rasa itu masih berlanjut. Tapi gue sempet mikir, sebenernya ini rasa suka atau cumin sekedar kayak kakak buat gue. Karena emang dia lebih tua dari gue, jadi wajar gue merasa dia kayak kakak buat gue. Kita juga masih temenan. Tapi, selama SMA itu, dia beberapa kali pacaran. Makanya gue agak kesel gitu sama dia. Emang sih childish banget, tapi wajarlah orang lagi suka hehehe. Sampe waktu di kelas 11, dia jujur sama gue kalau selama ini masih suka sama sahabat gue. Katanya sih cinta mati. Dan gue yakin mungkin sampe sekarang masih. Waktu itu gue marahin mati-matian dia. Karena rasa sukanya dia itu kayak orang terobsesi gitu. Dan jujur juga, sahabat gue sebenernya risih disapa-sapa terus sama dia di msn, bbm, dll. Sampai dititik akhirnya gue nyerah. Karena suatu hal gue baru sadar, lo akan bahagia kalau melihat orang yang lo saying bahagia. Dan jujur, yang awalnya rasa suka, jadi rasa sayang. Jadi bias disimpulkan gue sayang sama dia. Jadi sekarang udah terserah dia.

Sekarang dia udah punya cewek. Dan untungnya ceweknya baik banget. Dan hubungannya baik-baik aja. Sebenernya selama ini, gue udah confess ke dia 2 kali. Yang nggak secara langsung sekali, dan secara langsung sekali. Kalau gue tuli sini dan dia baca, ini bakal jadi yang ke-3 dan yang terakhir. Selain gue mau bilang kalau gue sayang sama dia, I wanna say thank you:

Thank you for everything
Thank you for giving me a chance to love you
Thank you for being the only one I love for 6 years
Thank you for the lovely time you gave to me
Even though you never return my feeling but seeing you happy was enough
And last, thank you for being a big brother I’ve never had and a best friend
I’m gonna miss you
-        Love A.P

Kata temen gue, cerita gue bisa dijadiin sinetron. Seasonnya ngalahin cinta fitri lagi LOL. Gue bener-bener berharap dia baca ini .Gue pengen dia tau buat terakhir kalinya, kalau dia punya orang yang bakal ada disisinya. Mungkin nggak lebih dari itu, tapi at least dia punya teman to lean on. Thank you and bye bye :D

Friday, April 19, 2013

Catatan Si Tusti


Masa SMA sebentar lagi akan berakhir. Tinggal menghitung bulan untuk bertemu lagi dengan teman-teman SMA (walaupun entar kuliah pasti ada yang  ketemu). Sebelum semua berakhir, gue mau liat apa aja yang terjadi selama SMA ini. Maka dari itu gue membuat “Catatan Si Tusti”. Kenapa “Tusti”?? nanti pasti gue ceritain.

1.     Kelas 10 atau kelas 1 SMA itu masa-masanya adaptasi. Di masa ini, gue menulis post berjudul “High School Like Hell”. Masa ini adalah masa-masa gue stress  karena pelajaran yang nggak ngerti sama sekali. Dan semester 2 adalah masa-masa perbedaan antara anak IPA dan IPS terlihat banget.

2.     Kelas 11 atau kelas 2 SMA adalah masa transisi. Tugas dan project numpuk semua. Dan yang paling diinget sampe sekarang itu adalah nilai-nilai yang anjlok. Nggak tau kenapa tapi nilai turun semua. Tapi masa-masa excursion itu masa-masa yang paling seru dari kelas 11.

3.     Kelas 12 atau kelas 3 SMA adalah masa-masa penentuan. Di sini harusnya kita hanya difokuskan sama UN, tapi ada Cambridge yang menghalangi. Terpaksa fokus terbagi 2. Kalau kelas 11 nilai udah anjlok, kelas 12 lebih anjlok.

Itulah mengapa gue merasa high school itu kayak living in hell. Namun, setelah didetik-detik terakhir, gue menemukan cahaya. Kalau dipikir-pikir, gue hanya melihat sisi gelap dari SMA. Tetapi dibalik itu, banyak banget memori-memori yang bener-bener tidak bias terlupakan:

1.     Emang temen SMA dan SMP gue hamper semuanya sama aja. Tapi, gue ketemu dan menemukan sisi-sisi lain dari temen gue yang baru dan yang lama. Arin, sejak SMA dia mulai pake jilbab. Sifatnya dari dulu sama aja. Fangirlingnya juga nggak berkurang, cuma kalau dulu boyband yang udah tua alias senior (Suju), sekarang dia menemukan band band berondong alias rookie. VIXX, EXO, 100%, B.A.P,……… nggak bias disebutin satu-satu deh. Dama, sekarang terpengaruh dengan para rookie. Kepolosannya juga masih sama. Khansa juga masih segila dulu. Bersama Arin dan Dama, mereka membuat grup Rookie’s Lovers. Kalau udah ngomongin band rookie, gue langsung lost deh. Nurullita, yang dulunya penggemar DBSK, sekarang Cherrybelle (loh kok??). My lovely Haroro!!!Tsabita yang sejak kelas 11 jatuh cinta dengan Changmin tapi juga menemukan cinta di dunia nyata setelah sekian lama galau to the max. Jansport ambassador Lana dan Sabila. Teman gue yang aneh bin ajaib, Nadia dan Aubrie. Para pecintaTusti, Vida dan Luna. Teman yang sudah bosen sekelas terus, Kezia. My mother and kkamjjong unnie, Ghea.  Dan sang master modus Alyssia. Dengan mereka, gue memiliki banyak memori yang bener-bener nggak bias dilupakan. Mulai dari ngumpul pas snack dan lunch. Kita gossip, ngomongin hal yang nggak penting, bahkan kadang nyanyi-nyanyi lagu lama dilorong gedung SMA. Kalau pas lunch, sebenernya yang kita omongin itu-itu aja. Cerita dari jaman SMP yang diulang-ulang melulu. Tapi lucunya, nggak pernah bosen tuh.

2.     12D, kelas De Winner!!! Base teacher yang baik banget, Pak Dicky. Pernah pas ujian Bahasa Sunda, kita semua kadang-kadang tanya jawaban sama yang lain. Dan lucunya, Pak Dicky malah ngebantuin kita. Alhasil makin serulah Tanya jawabnya. Dan juga hari terakhir belajar, kita buat video Harlem Shake (lagi booming nih). Dan dimasukin ke YouTube. Rusuh banget deh.

3.     SAM 2, kelas khusus belajar Science dan Math. Kelas ini nggak pernah sepi. Sampe gurunya aja udah minta ampun. Siapa dulu anak-anaknya. Nih gue kasih tau ya siapa aja. Gue, Luna, Inta, Dena, Annya, Kezia Estevien, Rafdy, Satya, Glenn, Ariesta, Jordie, Ray, Henry. Dari semua kelas SAM, guru-guru mengakui bahwa SAM ini adalah yang paling berisik.

4.     Tusti Fever!!! (udah kayak Bieber aja). Nah gue sekarang bakal cerita kenapa nama Tusti itu muncul. Jadi ceritanya dimulai dari luna yang salah menyebut nama panjang gue waktu SMP. Harusnya Kristanti, tapi Luna manggil gue Kinastusti. Jadi bias dibilang pelopornya Luna. Karena kesalahan itu, Luna mulai manggil gue dengan nama Tusti. Itu juga diikutin sama Vida yang kebetulan pas SMP sekelas. Sebenernya awal SMA, nama itu udah mulai terlupakan. Tapi, arena kelas 12 sekelas lagi sama sang pencipta dan pencinta Tusti, mulailah nama Tusti keluar lagi. Tapi sekarang udah mulai kesebar ke hamper satu angkatan. Gimana nggak, tiap hari pasti ada aja si Vida teriak manggil gue dengan nama “TUUSSSTTTTIII!!!”. Awalnya sihrisih, tapi lama-lama itu jadi kebiasaan disekolah dan jadi trademark sendiri. Yang lucunya lagi, Luna, Vida, Nurullita sama Kezia kadang suka ngepas-pasin lagi dengan namaTusti. Biasanya sih liriknya ada yang digganti dengan kata Tusti. Hal ini, jujur, bakal gue kangenin banget.

Memang bener kata orang “You don’t know what you’ve got until it’s (almost) gone”. Memori-memori ini baru terpikirkan setelah gue liat post temen gue dan merenung. Ternyata iya ya, gue punya segudang memori indah selama SMA ini. Mungkin hal itu tertutup dengan stresnya UN, UAS, Ujian praktek, dll. Tetapi setelah mata bener-bener terbuka, gue menyadari betapa indahnya masa-masa SMA.

Sekian catatan si Tusti (ngikutin catatan si Boy ceritanya). Pesan untuk semua anak kelas 3 SMA, mari kita berjuang bersama mencapai cita-cita dan masa depan kita. Karena ini bukan akhir dari segalanya, tetapi awal dari masa depan kita.

NB: Long time no see!! Long time no post :D